California, AS - Jika Anda pengamat langit, jangan lupa menengadahkan kepala pada 15 April 2014 untuk menyaksikan gerhana bulan langka yang disebut blood moon.
Gerhana terjadi setelah tengah malam, yang dimulai dengan sekuen langka empat gerhana total. Peristiwa alam ini diperkirakan akan terjadi lagi pada 2015.
Penganut Kristen mengaitkan blood moon dengan nubuat dalam Alkitab tentang akhir zaman.
Penjelasan ilmiahnya, gerhana bulan terjadi ketika matahari, Bumi, dan bulan berada pada garis sejajar, sehingga bayangan bumi jatuh ke bulan.
Majalah Sky and Telescope memberitakan blood moon akan dimulai pada 15 April pukul 01.20 di Pantai Timur AS.
Gary Kronk, penulis astronomi, mengatakan gerhana bulan adalah salah satu peristiwa astronomi yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Namun, katanya, menikmati gerhana dengan teropong akan lebih bagus.
Deborah Byrd, dari EarthSky.org, mengatakan seperti biasa bayangan Bumi akan merangkak lambat di wajah bulan. Terus meningkat, dan mata telanjang melihat seolah bulan digigit dan ditelan.
Awalnya, bulan purnama tampak sedikit lebih gelap dari biasanya. Lalu terlihat busur gelap bergerak di bulan, berubah menjadi cokelat, dan bulan sepenuhnya akan berwarna merah darah. Inilah yang disebut blood moon.
Bulan merah darah selama gerhana disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi.
"Efek yang sama bisa Anda lihat ketika matahari berubah menjadi oranye kemerahan saat terbenam," ujar astronom Gerald McKeegan dari Chabot Space and Science Center di Oakland. "Bedanya, kali ini sinar matahari seluruhnya dibiaskan ke bulan."
Ada juga pemandangan ekstra dalam gerhana ini. Planet Mars akan muncul dengan warna merah menyala, dan berada tepat di samping bulan.
"Akan ada pemandangan spektakuler untuk diabadikan," ujar Byrd.
Tanggal 15 April juga akan menandai awal dari tetrad lunar, sebuah peristwa ketika ada empat gerhana total berturut-turut tanpa gerhana parsial di antaranya.
Namun, blood moon bukan istilah dalam astronomi. Istilah ini menjadi populer setelah John Hagee menulis buku Four Blood Moons: Something is About to Change, di tahun 2013.
Dalam buku itu, Hagge menulis bulan merah darah selama gerhana tertera dalam Yoel 2:31 Kisah Para Rasul. Dalam ayat itu disebutkan; "Matahari akan berubah menjadi gelap gulita, dan bulan merah darah. Semua itu akan terjadi sebelum hari kedatangan Tuhan, hari yang dasyat dan mengerikan."
Byrd mengatakan bulah merah darah tidak hanya terjadi pada 15 April tahun ini, tapi juga pada 8 Oktober 2014, serta 8 April dan 28 September 2015.
"Seluruhnya akan ada delapan tetrad antara tahun 2001 sampai 2100," Byrd mengakhiri.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya komet. Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru, yang akan menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
"Sekarang orang tahu bahwa gerhanan seperti itu hanya kejadian normal, pada siklus tata surya, hal-hal yang telah terjadi secara teratur selama ribuan tahun dan yang akan terjadi selama ribuan tahun ke depan," demikian ujar Geoff Gaherty dari Starry Night Education, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, kaitan antara 'prediksi bencana' dan kejadian astronomi hanya karangan dari pikiran manusia. "Satu-satunya hal yang terjadi selama gerhana bulan adalah bahwa Bulan menghabiskan beberapa jam melewati bayangan Bumi, hampir tidak ada sesuatu yang harus dikhawatirkan."
Berkat internet, orang-orang mendengar tentang bencana yang terjadi di sudut Bumi yang lain, termasuk gempa, tsunami, erupsi gunung -- yang tak pernah mereka pedulikan di masa lalu.
"Sebagai pengamat langit yang antusias, saya sedih mengetahui banyak hal-hal indah di langit seperti gerhana bulan, dianggap sebagai pertanda bencana," tambah Geoff Gaherty.
'Blood Moon'
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom. Kalaupun menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai nama alternatif untuk Hunter's Moon -- bulan purnama yang mengikuti Harvest Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.
Hunter's Moon, seperti halnya Harvest Moon, naik perlahan pada malam musim gugur sehingga bersinar melalui lapisan tebal atmosfer Bumi. Warnanya menjadi merah oleh hamburan Rayleight -- hamburan elastis dari cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh partikel lain -- dan polusi udara.
Namun, sebuah gerhana bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.
Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Alih-alih gelap total, bayangan inti biasanya menjadi oranye atau merah oleh cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir hitam total.
Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna persis dengan darah , tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal tersebut sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah gerhana bulan tertentu sebagai blood moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.
Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur matahari di langit, seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak terjadi gerhana.
Kadang Bulan hanya melewati penumbra dan menghasilkan apa yang disebut gerhana penumbra, di mana bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi -- yang bahkan tak disadari perbedaannya oleh para pengamat langit. Ada 2 gerhana penumbra yang terjadi pada 2013 -- pada 25 Mei dan 18 Oktober.
Ada juga gerhana bulan parsial, di mana Bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi. Seperti yang terjadi pada 25 April 2013. Gerhana bulan yang terhitung jarang adalah ketika Bulan melewati bagian paling gelap dari bayangan Bumi: gerhana bulan total yang terjadi pada 10 Desember 2011. (Tanti Yulianingsih)
(Elin Yunita Kristanti) - See more at: http://news.liputan6.com/read/2035117/15-april-2014-bulan-berwarna-merah-darah-pertanda-kiamat#sthash.tOcRrNEE.dpufGerhana pertengahan April menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4 gerhana bulan berturut-turut. atau 'tetrad series of eclipses' tahun 2014. Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup langka. Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini hanya akan terjadi tujuh kali lagi di abad ini.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya komet. Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru, yang akan menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
"Sekarang orang tahu bahwa gerhanan seperti itu hanya kejadian normal, pada siklus tata surya, hal-hal yang telah terjadi secara teratur selama ribuan tahun dan yang akan terjadi selama ribuan tahun ke depan," demikian ujar Geoff Gaherty dari Starry Night Education, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, kaitan antara 'prediksi bencana' dan kejadian astronomi hanya karangan dari pikiran manusia. "Satu-satunya hal yang terjadi selama gerhana bulan adalah bahwa Bulan menghabiskan beberapa jam melewati bayangan Bumi, hampir tidak ada sesuatu yang harus dikhawatirkan."
Berkat internet, orang-orang mendengar tentang bencana yang terjadi di sudut Bumi yang lain, termasuk gempa, tsunami, erupsi gunung -- yang tak pernah mereka pedulikan di masa lalu.
"Sebagai pengamat langit yang antusias, saya sedih mengetahui banyak hal-hal indah di langit seperti gerhana bulan, dianggap sebagai pertanda bencana," tambah Geoff Gaherty.
'Blood Moon'
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom. Kalaupun menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai nama alternatif untuk Hunter's Moon -- bulan purnama yang mengikuti Harvest Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.
Hunter's Moon, seperti halnya Harvest Moon, naik perlahan pada malam musim gugur sehingga bersinar melalui lapisan tebal atmosfer Bumi. Warnanya menjadi merah oleh hamburan Rayleight -- hamburan elastis dari cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh partikel lain -- dan polusi udara.
Namun, sebuah gerhana bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.
Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Alih-alih gelap total, bayangan inti biasanya menjadi oranye atau merah oleh cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir hitam total.
Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna persis dengan darah , tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal tersebut sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah gerhana bulan tertentu sebagai blood moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.
Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur matahari di langit, seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak terjadi gerhana.
Kadang Bulan hanya melewati penumbra dan menghasilkan apa yang disebut gerhana penumbra, di mana bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi -- yang bahkan tak disadari perbedaannya oleh para pengamat langit. Ada 2 gerhana penumbra yang terjadi pada 2013 -- pada 25 Mei dan 18 Oktober.
Ada juga gerhana bulan parsial, di mana Bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi. Seperti yang terjadi pada 25 April 2013. Gerhana bulan yang terhitung jarang adalah ketika Bulan melewati bagian paling gelap dari bayangan Bumi: gerhana bulan total yang terjadi pada 10 Desember 2011. (Tanti Yulianingsih)
- See more at: http://news.liputan6.com/read/2035117/15-april-2014-bulan-berwarna-merah-darah-pertanda-kiamat#sthash.tOcRrNEE.dpuf
Liputan6.com, Houston
Sebuah fenomena alam menarik akan terjadi pada 14-15 April 2014 malam.
Saat itu, akan terjadi gerhana bulan. Sebelum tengah malam, satelit Bumi
itu akan berwarna kemerahan. Seperti darah (blood moon).
Gerhana pertengahan April menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4 gerhana bulan berturut-turut. atau 'tetrad series of eclipses' tahun 2014. Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup langka. Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini hanya akan terjadi tujuh kali lagi di abad ini.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya komet. Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru, yang akan menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
"Sekarang orang tahu bahwa gerhanan seperti itu hanya kejadian normal, pada siklus tata surya, hal-hal yang telah terjadi secara teratur selama ribuan tahun dan yang akan terjadi selama ribuan tahun ke depan," demikian ujar Geoff Gaherty dari Starry Night Education, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, kaitan antara 'prediksi bencana' dan kejadian astronomi hanya karangan dari pikiran manusia. "Satu-satunya hal yang terjadi selama gerhana bulan adalah bahwa Bulan menghabiskan beberapa jam melewati bayangan Bumi, hampir tidak ada sesuatu yang harus dikhawatirkan."
Berkat internet, orang-orang mendengar tentang bencana yang terjadi di sudut Bumi yang lain, termasuk gempa, tsunami, erupsi gunung -- yang tak pernah mereka pedulikan di masa lalu.
"Sebagai pengamat langit yang antusias, saya sedih mengetahui banyak hal-hal indah di langit seperti gerhana bulan, dianggap sebagai pertanda bencana," tambah Geoff Gaherty.
'Blood Moon'
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom. Kalaupun menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai nama alternatif untuk Hunter's Moon -- bulan purnama yang mengikuti Harvest Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.
Hunter's Moon, seperti halnya Harvest Moon, naik perlahan pada malam musim gugur sehingga bersinar melalui lapisan tebal atmosfer Bumi. Warnanya menjadi merah oleh hamburan Rayleight -- hamburan elastis dari cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh partikel lain -- dan polusi udara.
Namun, sebuah gerhana bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.
Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Alih-alih gelap total, bayangan inti biasanya menjadi oranye atau merah oleh cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir hitam total.
Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna persis dengan darah , tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal tersebut sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah gerhana bulan tertentu sebagai blood moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.
Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur matahari di langit, seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak terjadi gerhana.
Kadang Bulan hanya melewati penumbra dan menghasilkan apa yang disebut gerhana penumbra, di mana bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi -- yang bahkan tak disadari perbedaannya oleh para pengamat langit. Ada 2 gerhana penumbra yang terjadi pada 2013 -- pada 25 Mei dan 18 Oktober.
Ada juga gerhana bulan parsial, di mana Bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi. Seperti yang terjadi pada 25 April 2013. Gerhana bulan yang terhitung jarang adalah ketika Bulan melewati bagian paling gelap dari bayangan Bumi: gerhana bulan total yang terjadi pada 10 Desember 2011. (Tanti Yulianingsih)
- See more at: http://news.liputan6.com/read/2035117/15-april-2014-bulan-berwarna-merah-darah-pertanda-kiamat#sthash.tOcRrNEE.dpuf
Gerhana pertengahan April menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4 gerhana bulan berturut-turut. atau 'tetrad series of eclipses' tahun 2014. Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup langka. Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini hanya akan terjadi tujuh kali lagi di abad ini.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya komet. Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru, yang akan menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
"Sekarang orang tahu bahwa gerhanan seperti itu hanya kejadian normal, pada siklus tata surya, hal-hal yang telah terjadi secara teratur selama ribuan tahun dan yang akan terjadi selama ribuan tahun ke depan," demikian ujar Geoff Gaherty dari Starry Night Education, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, kaitan antara 'prediksi bencana' dan kejadian astronomi hanya karangan dari pikiran manusia. "Satu-satunya hal yang terjadi selama gerhana bulan adalah bahwa Bulan menghabiskan beberapa jam melewati bayangan Bumi, hampir tidak ada sesuatu yang harus dikhawatirkan."
Berkat internet, orang-orang mendengar tentang bencana yang terjadi di sudut Bumi yang lain, termasuk gempa, tsunami, erupsi gunung -- yang tak pernah mereka pedulikan di masa lalu.
"Sebagai pengamat langit yang antusias, saya sedih mengetahui banyak hal-hal indah di langit seperti gerhana bulan, dianggap sebagai pertanda bencana," tambah Geoff Gaherty.
'Blood Moon'
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom. Kalaupun menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai nama alternatif untuk Hunter's Moon -- bulan purnama yang mengikuti Harvest Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.
Hunter's Moon, seperti halnya Harvest Moon, naik perlahan pada malam musim gugur sehingga bersinar melalui lapisan tebal atmosfer Bumi. Warnanya menjadi merah oleh hamburan Rayleight -- hamburan elastis dari cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh partikel lain -- dan polusi udara.
Namun, sebuah gerhana bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.
Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Alih-alih gelap total, bayangan inti biasanya menjadi oranye atau merah oleh cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir hitam total.
Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna persis dengan darah , tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal tersebut sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah gerhana bulan tertentu sebagai blood moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.
Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur matahari di langit, seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak terjadi gerhana.
Kadang Bulan hanya melewati penumbra dan menghasilkan apa yang disebut gerhana penumbra, di mana bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi -- yang bahkan tak disadari perbedaannya oleh para pengamat langit. Ada 2 gerhana penumbra yang terjadi pada 2013 -- pada 25 Mei dan 18 Oktober.
Ada juga gerhana bulan parsial, di mana Bulan hanya sedikit tertutup bayangan Bumi. Seperti yang terjadi pada 25 April 2013. Gerhana bulan yang terhitung jarang adalah ketika Bulan melewati bagian paling gelap dari bayangan Bumi: gerhana bulan total yang terjadi pada 10 Desember 2011. (Tanti Yulianingsih)
- See more at: http://news.liputan6.com/read/2035117/15-april-2014-bulan-berwarna-merah-darah-pertanda-kiamat#sthash.tOcRrNEE.dpuf
0 comments:
Post a Comment